Pemerintah RI harus mengkapitalisasi tekanan thd PM Tony Abbot (TA) yg
cenderung semakin besar dari dalam negerinya, ketimbang melakukan
diplomasi "megafone", apalagi ancam mengancam seperti yg disarankan oleh
sebagian orang di Indonesia. Tekanan kelompok oposisi (Partai Buruh dan
Partai Hijau) agar TA meminta maaf kpd Pemerintah RI saya kira penting.
Demikian pula peringatan para pakar dan media-media besar di Australia
akan resiko besar yg akan diderita oleh negeri itu jika Indonesia
memutuskan menghentikan kerjasama dalam memerangi terorisme dan
menanggulangi migran ilegal (http://www.tempo.co/read/news/2013/11/22/120531578/Pers-Australia-Ingatkan-Abbott-Jika-Tak-Minta-Maaf).
Pemerintahan TA akan mengalami kesulitan dan kehilangan dukungan
politik di Parlemen dan popularitasnya di mata publik juga bisa
terpengaruh. Dg pertimbangan itulah maka Pemerintah RI lebih fokus ke
sana, tidak perlu gembar-gembor apalagi main ancam segala. Biar
Australia tahu bahwa Indonesia tidak bisa dianggap sepele dalam
pergaulan dunia internasional.
Selanjutnya baca tautan ini:
http://www.tempo.co/read/news/2013/11/18/120530505/Sadap-Indonesia-Australia-Harus-Bayar-Mahal
Saturday, November 23, 2013
Home »
» INDONESIA TAK PERLU DIPLOMASI MEGAFONE VS AUSSIE
0 comments:
Post a Comment