Abu Rizal Bakrie (ARB) dijuluki Majalah Tempo "Capres Satu Digit", karena sampai saat ini tak kunjung mampu mendongkrak popularitas lebih dari satu digit dalm berbagai survey yang pernah dibuat. Kecuali survei "bo'ongan" yg dibuat oleh LSI dengan lebih dulu menyingkirkan Jokowi dan Prabowo. Itupun ARb masih kalah dg Megawati (yang sama sekali tidak pernah bikin iklan di TV atau media lain). Fenomena Capres Satu Digit ini tentu sangat kontras dengan fenomena Jokowi. Gub DKI ini barangkali fenomen capres paling aneh di dunia: orang yang belum pernah mencalonkan diri atau diminta mencalonkan diri tetapi selalu menang dalam survei apapun juga, kecuali survei bo'ongan ala ARB dan LSI tadi. Makanya kalau ARB sok gagah-gagahan menolak jadi cawapres Jokowi, itu cuma omong kosong dan malah jadi lelucon. Tentu saja dia takkan mau jadi cawapres Jokowi, karena kalaupun Jokowi ditanya soal itu, nanti jawabnya cuma "Hehehehe.. tanya saja sama Bu Mega. Saya ngurusi banjir dan macet di Jakarta saja!" ARB, kata Majalah Tempo edisi terakhir (1 Desember 2013), adalah capres yg berlatar belakang konglomerat. Dan kebanyakan Presiden yg berlatar belakang seperti itu, ujung-2nya jeblog: Di AS ada George W Bush; di Thailand ada PM Thaksin Sinawatra; di Itali ada PM Silvio Berlusconi. Makanya, masih kata Tempo, ARB "tidak layak dipilih" sebagai capres oleh rakyat Indonesia. Saya sepakat, dan menambahkan bhw ARB juga tak layak dipilih sebagai Cawapres Jokowi!
Selanjutnya baca tautan ini:
http://www.tempo.co/read/news/2013/11/25/078532150/Aburizal-Bakrie-Jadi-Cawapres-Jokowi
0 comments:
Post a Comment