Memang ada benarnya bahwa ketegangan hub. diplomatik RI dan Australia bukanlah akhir dari segalanya, dan ada hal-hal lain yang masih harus diteruskan. Pendidikan, kerma riset, dll. Tetapi kalau Meneg BUMN, Dahlan Iskan (DI), mengatalan bahwa "urusan bisnis tak bisa dicampur dengan politik", saya kira tak benar. Apalagi bisnis yang dia maksud dalam hal ini melibatkan lembaga dan uang milik negara (BUMN) dan terkait dengan kebijakan publik yang sebenarnya bisa dilaksanakan di negeri sendiri. Memang jika hanya melihat dari sisi efisiensi ekonomi, maka beternak sapi di Australia mungkin lebih efisien. Tetapi, jika dilihat dari sisi kesejahteraan rakyat Indonesia, berapa banyak peternak/pekerja rakyat Indonesia yg inya mestinya bisa dilibatkan kalau beternak di negeri sendiri? Belum lagi jika dilihat dari segi kepentingan dan keamanan nasional; maka proyek sejuta hektar ternak sapi di Aussie ini bisa berarti ketergantungan serius thd Australia sehingga alih-2 menjadi aset, ia justru merupakan liability, terutama pd situasi krisis seperti sekarang. Apakah DI bisa menjamin, dengan pengalaman selama kurang dari sepuluh tahun sudah dua kali terjadi krisis hubungan diplomatik antara kedua negara, lalu tidak terjadi masalah lagi? Politik dan bisnis jelas terkait satu sama lain, terutama jika bisnis tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Saya kira DI perlu belajar lagi mengenai masalah kaitan bisnis dan politik, apalagi dia mau jadi capres. Jangan sampai masalah kehormatan negara dan bangsa bisa dikalahkan dengan soal keuntungan bisnis.
Selanjutnya baca tautan ini:
http://www.tempo.co/read/news/2013/11/21/078531352/Dahlan-Lahan-Ternak-Sapi-di-Australia-Jalan-Terus
Thursday, November 21, 2013
Home »
» DAHLAN ISKAN NGOTOT PROYEK TERNAK SAPI DI AUSSIE JALAN TERUS?
0 comments:
Post a Comment