Inilah kabar luar biasa! aparat Polri, menurut anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Logan Siagian (LS). Menurutnya, ini karena anggota Polri sebagian besar menderita gangguan psikologis. Lebih jelasnya, "(s)angat banyak anggota Polri yang 'sakit jiwa'." Sebagian besar? Sangat banyak? Apakah berarti lebih banyak yang sakit jiwa ketimbang yg masih waras?. Dan yg juga belum jelas, pada level yang mana yang sakit jiwa itu? Apakah pd level rendahan seperti anggota Brimob, Wawan (W), yang menembak seorang Satpam hanya karena ybs tak mau memberi hormat dan psuh up, atau pada level tengah, atau atas? Jangan-2 para elit Polri yang korupsi itu juga menderita masalah kejiwaan juga? Kalau sebuah negara memiliki aparat keamanan yang "sebagian besar" sakit jiwa, maka negara tsb harus dinyatakan berada dalam kondisi "darurat" karena potensi terjadinya kekacauan massif sangat besar. Kalau yg sakit warganegara yg tak bersenjata, mungkin agak kurang berbahaya. Tetapi jika yang sakit jiwa membawa pistol, pentungan, senjata api laras panjang, lalu bagimana mungkin keamanan publik akan bisa dijamin? Bukankah akan terjadi "pagar memebunuhi tanaman", bukan sekadar "makan tanaman?" Polri perlu mengusut kebenaran sinyalemen itu, sebelum terlambat. Kalau tidak, saya khawatir publik akan menelan mentah-2 apa kata LS dari Kompolnas itu.
Selanjutnya baca tautan ini:
http://www.tempo.co/read/news/2013/11/06/064527589/Kompolnas-Banyak-Polisi-Sakit-Jiwa
makanya jadi polisi harus bersih jangan korupsi
ReplyDelete