Lain Gamawan Fauzi (GF), lain pula dengan Denny Indrayana (DI). Tapi persamaannya ada: keduanya membuat Presiden SBY makin bertambah pekerjaan yang sebenarnya tak perlu. Ini akibat dari pembantu seperti GF dan DI tidak profesional dan melakukan blunder dalam kerja. GF, sebagai Mendagri menciptakan kontroversi soal FPI dan Lurah Susan, serta kinerja yang tidak baik dalam Gaftar Pemilih Tetap (DPT) utk Pemilu. DI membuat kehebohan soal dua versi Perppu tentang MK, yang ujungnya menjadi alat utk memojokkan Presiden dalam penerbitan aturan pengganti UU yg dianggap sangat penting tsb. DI bukan sekali ini saja, sebagai Wamen KumHAM, melakukan blunder. Tetapi soal dua versi Perppu MK ini bukan main-2 karena bisa menjadi alat bg lawan-2 politik Pak SBY menuding beliau melanggar Konstitusi. Lihat saja surat terbuka Prof. Yusril Ihza Mahendra (YIM) yg ditautkan di sini. Menurut YIM, DI telah melakukan kesalahan fatal dengan mengedarkan Perppu yg belum ditandatangani MenkumHam kepada media, dan kemudian ternyata tdk sama dengan Perppu yang diumumkan dlm Lembaran Negara. Jika demikian, maka secara legal prosedural tindakan DI keliru, secara politis berpotensi menjatuhkan kredibilitas Presiden SBY. GF dan DI adalah dua contoh para pembantu Presiden (yang satu Menteri yang satu Wamen) yang justru tidak membantu beliau, bahkan merugikan beliau di akhir masa jabatan. Sewajarnya jika beliau melakukan langkah-2 penertiban thd mereka dan melokalisir agar jangan sampai para pembantu lainnya melakukan blunder lainnya.
Selanjutnya baca tautan ini:
http://nasional.inilah.com/read/detail/2041632/surat-terbuka-yusril-untuk-denny-indrayana#.UmyS9FNjKHw
Sunday, October 27, 2013
Home »
» MISTERI DUA PERPPU MK DAN KREDIBILITAS DENNY INDRAYANA
0 comments:
Post a Comment