Inilah sebuah kontradiksi yang terjadi bukan
hanya di Banten saja, tetapi juga di belahan dunia lain. Semakin miskin
masyarakat atau bangsa, maka penguasanya justru semakin kaya raya,
berfoya-foya, dan biasanya juga penindas. Tengok saja negara-negara
"keranjang sampah" (basket case) di Afrika seperti Somalia, Sudan,
Zimbabwe, dll. Sama seperti Banten yang penduduk miskinnya sangat
tinggi, tetapi penguasanya luar biasa kaya. Dan kekayaan mereka sudah
pasti mencurigakan dan kalau benar-benar diperiksa, maka bagian yang
haram akan lebih banyak ditemukan ketimbang yang wajar tanpa
pengecualian! Maka jangan heran jika di Papua pun demikian: daerah yang
sudah digelontor ratusan triliun anggaran Otsus, ternyata juga sarat
kemiskinan, penyakit, dan keterbelakangan. Sementara elite Pemdanya
hampir tiap akhir pekan terbang ke Jakarta, Surabaya, Australia,
Singapura, atau entah kemana lagi. Akhir-akhir ini hampir setiap hari,
kalau anda rajin mengikuti berita, ada saja laporan tentang keluarga
Atut dan sulapan proyek di wilayah propinsi Banten. Dan rakyat pun nanti
akan disuguhi penyelesaian yang tak kalah dahsyat, yaitu mereka yang
melakukan korupsi, manipulasi, dan penyalahgunaan kekuasaan itu semuanya
masih akan menang dalam Pemilu atau Pemilukada dan menjadi penguasa di
wilayah itu. Kemiskinan hanya akan memperkokoh dan memperkeras
penindasan.
Selanjutnya baca tautan ini:
http://www.tempo.co/read/news/2013/10/25/058524627/Dana-Kemiskinan-Banten-Capai-Rp-154-Miliar
Friday, October 25, 2013
Home »
» POLITIK DINASTI, KEMISKINAN DAN KEKUASAAN DI BANTEN
0 comments:
Post a Comment