Saya tidak yakin bhw alasan pengangkatan
Komjen Sutarman sebagai pengganti Kapolri Jend Pol Timur Pradopo (TP)
ada hubungannya dg kekhawatiran perpecahan di tubuh Polri. Pandangan Edi
Hasibuan (EH), anggota Kompolnas tsb, terlalu lebay. Secara
umum, tidak ada perpecahan dlm elit maupun batang tubuh Polri. Yang
menjadi masalah sangat serius di tubuh Polri adalah eksternalitasnya:
merosotnya kepercayaan publik (public trust) thd Polri dan terbongkarnya
keterlibatan para elit Polri dalam skandal korupsi jumbo. Hemat saya,
TP tidak berhasil melakukan reformasi birokrasi (RB) dan meningkatkan
kapasitas Polri sebagai pelayan dan pelindung publik. Di bawah TP, Polri
justru tapak enggan menghadapi ormas-2 sangar dan anarkis, sebagaimana
tampak dalam berbagai kasus kekerasan berkedok agama. Justru ada kesan
TP dekat dengan dan menolerir ulah organisasi-2 yg sering melakukan
sweeping. Bahkan akhir-2 ini, peringatan dan statemen Presiden agar ada
tindakan tegas thd ormas pembuat onar pun cenderung tidak ada
tindaklanjutnya dari aparat keamanan, khususnya Polri. Belum lagi moral
yang merosot dari anggota Polri karena kasus penembakan berturut-2 yg
sampaisaat ini tak juga terbongkar dalang dan motifnya. Komjen Sutarman
jelas mewarisi "bengkalai" yang sangat besar dari TP. Tetapi Pak Tarman
juga "spesialis" pengganti TP ketika menjadi Kapolda di jabar dan DKI.
Ada kelanjutan dan perubahan (continuity and change) yg diharapkan dari
Pak Tarman oleh Presiden. Kelanjutan agar kepemimpinan Polri tetap solid
menghadapi kerja akbar Pemilu 2014, perubahan agar Pak Tarman membuat
Polri bangit dari keterpurukan. Sebuah "Herculian task" mengingat beliau
nanti hanya bertugas sampai 2015...!
Selanjutnya baca tautan ini:
http://news.okezone.com/read/2013/09/29/339/873526/tunjuk-sutarman-sby-cegah-konflik-di-tubuh-polri
Sunday, September 29, 2013
Home »
» TIDAK ADA KONFLIK INTERNAL POLRI JELANG PERGANTIAN KAPOLRI
0 comments:
Post a Comment