Selasa, 03 September 2013 06:30 wib
JAKARTA - Langkah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, menggalang kekuatan dari partai politik yang berhaluan Islam dinilai tepat. Namun, kekuatan partai Islam itu dianggap belum cukup untuk mengantarnya menjadi calon presiden 2014.
Pengamat politik, AS Hikam, mengatakan, selain mendekati partai Islam, Mahfud MD juga harus merapat ke parpol yang berhaluan nasional. Pasalnya, meskipun seluruh partai Islam berkoalisi namun suaranya diperkirakan tidak mencapai 20 persen.
“Kalau memang serius, mestinya jangan hanya partai Islam saja yang didekati, namun juga harus berkoalisi dengan partai besar, terutama yang nasionalis,” ujar AS Hikam kepada Okezone, Selasa (3/9/2013).
Menurutnya, partai nasional yang berpeluang didekati yakni, Partai Gerindra dan PDIP. Dua parpol itu dianggap sebagai pasangan yang sesuai untuk melengkapi kekurangan suara yang digalang dari partai-partai Islam. Konsekuensinya, pria kelahiran Pulau Madura itu harus rela hanya sebagai calon wakil presiden.
“Koalisi dengan Gerindra dan PDIP, menurut saya sangat pas. Konsekuensinya Mahfud harus mau menjadi cawapres, sebab enggak mungkin partai yang lebih besar itu merelakan kursi capres bukan ditempati kadernya,” urainya.
Ia menambahkan, duet Prabowo Subianto-Mahfud MD atau Joko Widodo-Mahfud MD, merupakan pasangan yang patut diwaspadai para Pemilu 2014. Sebab, pasangan tersebut merupakan representasi dari nasionalis dan Islam moderat.
“Prediksinya nanti kan perolehan suara yang menempati urutan pertama adalah PDIP, disusul Golkar, Gerindra dan Demokrat. Jadi kalau serius ya harus mendapat dukungan partai besar itu. Kalau ke Demokrat kemarin Mahfud sudah menolak ikut konvensi, sementara kalau ke Golkar peluangnya kecil karena duet dengan Ical (Aburizal Bakrie),” bebernya.
Diberitakan sebelumnya, sosok Mahfud MD berhasil menyedot perhatian elite partai politik untuk dijadikan sebagai calon presiden (capres). Partai Persatuan Pembangunan (PPP), ternyata juga ikut memantau sepak terjang mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.
"Mahfud adalah figur yang sangat elok. Ibarat gadis yang sangat menawan, banyak yang ingin meminangnya. Semua partai kecuali partai yang sudah punya capres," kata Ketua DPP PPP Reni Marlinawati di Gedung DPR, Jakarta, Selasa 2 September 2013.
Hal serupa disampaikan Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar. Penolakan Mahfud MD mengikuti konvensi Partai Demokrat, menjadikan Mahfud sebagai calon terkuat dari PKB untuk maju di Pemilihan Presiden 2014.
"Mahfud sebagai seorang yang membawa arus internal partai aspirasinya akan kita dengarkan. Mahfud yang akan perkuat PKB," kata Cak Imin, panggilan Muhaimin, di Gedung NU, Matraman Jakarta Pusat, Jumat 30 Agustus 2013.
(tbn)
0 comments:
Post a Comment