Komentar Denni JA (DJA) ttg sidang Itsbat yg dibuat Pemerintah (baca= Kemenag), saya kira perlu dikoreksi dan dikritisi. Dari argumen yang diajukan DJA, terkesan bhw ia menganggap sidang tsb tak memakai landasan ilmiah (scientific foundation), tetapi hanya kepentingan menjaga gengsi pemerintah belaka. Hemat saya, justru pandangan DJA itulah yang "ekonomis dalam kecerdasan" dan "ngirit dalam kejujuran." DJA sama sekali tidak paham aturan main (rules of the game) yang dipakai untuk menentukan ru'yatul hilal oleh Pemerintah Indonesia dan ormas-2 Islam yg ikut di dalamnya. DJA hanya mengikuti pandangan penentuan hilal tsb dari satu madzhab saja, sementara Pemerintah berusaha melakukan upaya penyatuan berbagai madzhab dengan membuat suatu standar ru'yaturl hilal yg kemudian disepakati para ulama, para ahli astronomi, dan ormas-2 Islam di negeri ini. Kalaupun ada satu-dua kelompok atau ormas-2 Islam yg menggunakan standar sendiri (misalnya hanya hisab saja), itu hak mereka dan hal itu sah-sah saja. Yang penting adalah bahwa upaya Pemerintah bertujuan baik, yakni mencegah munculnya konflik kerena soal hilal yang tidak bermanfaat. Dan yg lebih penting lagi, standar ru'yah yg dipakai Pemerintah pun ditopang oleh lembaga-lembaga yang berkompeten dlm bidang astronomi seperti LIPI, LAPAN, Boscha, Universitas-2, dll. Dan lembaga-lembaga ini saya yakin jauh lebih cerdas dan punya kompetensi ketimbang DJA dalam soal ru'yat. DJA hanya mempolitisasi masalah ini dengan berpretensi seolah-2 dia punya kompetensi baik di bidang Fiqih maupun Astronomi. Setahu saya, dia tak punya kapasitas apapun untuk kedua bidang tsb.
Selanjutnya baca tautan ini:
http://www.rmol.co/read/2013/08/09/121321/Denny-JA:--Sidang-Isbat-Mempertontonkan-Kebodohan-Muslim-Indonesia-di-Mata-Dunia-
Friday, August 9, 2013
Home »
» KOMENTAR DENNI JA SOAL ITSBAT CERMIN PENALARAN YG ERROR
0 comments:
Post a Comment