Elit negeri ini tak pernah lelah untuk memamerkan kebodohan dan kerancuan akal dan nuraninya kepada publik baik nasional maupun internasional. Rencana 'tes keperawanan' (virginity test) yang dibuat oleh Dinas Pendidikan Kab Prabumulih, adalah contoh paling anyar soal pameran kebodohan yg memakai akal bulus pendidikan. Mendikbud M. Nuh benar ketika mempertanyakan gunanya tes tersebut, apalagi kalau dikaitkan dengan persyaratan sekolah. Lebih jauh, ide membuat tes begini, selain berlawanan dengan prinsip kesetaraan gender (apakah misalnya ada tes keperjakaan?) dan hak asasi manusia terkait privacy pribadi, juga merupakan sebuah kebijakan publik yang terang-2an bodoh. Dinas Pendidikan Prabumulih seharusnya menolak permintaan orang tua murid yg minta agar anaknya dites keperawanannya setelah disekap oleh para kriminal penyelundup orang (human trafficking). Sebab hal itu bukan wilayah kewenangan birokrasi pendidikan. Saya malah curiga ide Dinas Pendidikan Prabumulih tsb hanya akal-akalan birokrat daerah utk mencari tambahan anggaran dengan memanipulasi moralitas publik. Seakan-akan, jika semua murid perempuan masih perawan, maka berarti moralitas publik masih terjaga dg baik. Lalu apa relevansinya dg peningkatan kualitas pendidikan? Padahal, seorang perempuan bisa saja tidak perawan lagi karena pernah mengalami kecelakaan yang tak ada kaitannya dg hubungan seksual. Kedunguan luar biasa dari elit seperti ini menambah deretan bukti bahwa bangsa dan negara ini sedang mengalami krisis di segala bidang, termasuk pendidikan, moralitas, dan nalar publik!.
Selanjutnya baca tautan ini:
http://www.tempo.co/read/news/2013/08/20/173505737/Kata-Menteri-Nuh-Soal-Tes-Keperawanan-Siswi-SMA
Wednesday, August 21, 2013
Home »
» IDE TES KEPERAWANAN ADALAH SESAT NALAR DAN SESAT NURANI KAUM ELIT
0 comments:
Post a Comment