Ribut-ribut soal anggaran 155 miliar dalam
APBN-P utk korban Lapindo, saya tengarai lebih merupakan plintiran dan
sensasi media ketimbang substansi kebenaran. Tudingan bhw ada permainan
pat-gulipat antara Pemerintah dan Golkar, setelah saya
timbang-2, ternyata jauh dari nalar. Reaksi Ketua DPR, Marzuki Alie
(MA), bhw pimpinan DPR tidak tahu isi draft RAPBN-P, dan Wakil Ketua
DPR, Pramono Anung (PA), bhw pimpian DPR kecolongan keduanya sama-2
menyesatkan publik. Soalnya, proses perumusan APBN-P dilakukan Banggar
secara bersama dan dipelototi oleh seluruh Fraksi yg ada di sana.
Mengatakan bhw anggaran itu hasil pat gulipat, sama saja dengan menuding
semua Fraksi, termasuk yg opisisi, yg membahas sejak awal sampi dibawa
ke Paripurna. Berikutnya, alokasi anggaran tsb ternyata sudah ada di
APBN sejak 2008, dan sampai 2013 juga tetap ada karena targetnya adlh
membantu wilayah di luar area yang terdampak lumpur Lapindo (yg memang
menjadi urusan Negara). Sikap MA hanya petunjuk bahwa dirinya memang
bukan pimpinan DPR yang kompeten serta memahami masalah dengan baik.
Sementara, ucapan PA hanya sekadar politisasi dg tujuan memanaskan
suasana pasca keputusan DPR ttg RAPBN-P; seakan-akan ada masalah soal
penganggaran utk Lapindo. PA memlintir persoalan tsb untuk komoditas
politik, baik pribadi maupun partainya mencari simpati publik (yg susah
memahami apa sebenarnya yg terjadi karena akses mereka thd draft RAPBN-P
terbatas). Padahal, publik harus diberi penjelasan secara obyektif
mengenai masalah anggaran, jangan sampai ada yg kemudian dipolitisasi
untuk semakin membingungkan rakyat demi kompor parpol-2 dan politisi
yang berantem di DPR.
Selanjutnya baca tautan ini:
http://www.rmol.co/read/2013/06/19/115229/Aburizal-Bakrie:-Wajarlah-Pemerintah-Alokasikan-Rp-155-M-untuk-Korban-Lapindo-
Thursday, June 20, 2013
Home »
» ISU PERMAINAN RAPBN-P LAPINDO HANYA PLINTIRAN POLITISI DAN MEDIA HYPE
0 comments:
Post a Comment