Oleh: Muhammad AS Hikam
Setiap
orang tentu memiliki kenangan tersendiri terhadap sosok Pak Taufik. Saya
pribadi tidak berani mengklaim sebagai kenal akrab dg beliau, kendati
pertemuan pertama dg beliau, mBak Mega, dan mbak Puan
terjadi
cukup lama, ketika saya masih sekolah di Hawaii, kalau tak salah
sekitar tahun 1987. Pak TK adalah aktivis, pengusaha, politisi, dan
pemimpin partai terkemuka di Republik ini (PDIP). Setelah pulang dr
sekolah th 1995 saya lebih sering berjalan dg mbak Mega karena pertemanan
saya dg Gus Dur. Sesekali saya bertemu pak TK, yang sejak awal memanggil
saya dengan sebutan "Mas Hikam." Ketika menjadi pembantu GD di Kabinet, saya
juga beberapa kali diajak beliau melakukan kunjungan terutama di
wilayah industri yg terkait dg Iptek. Pak TK memang seorang yg
menginginkan kemajuan Iptek bangsa harus bersifat mandiri, persis
seperti pandangan Bung Karno dan mBak Mega. Ketika di DPR, saya berada
di Komisi yg sama, Komisi I. Kesan saya beliau adlh termasuk sedikit
dari "sisa-sisa Laskar Pajang" sosok politisi-pemimpin-negarawan yg
dimiliki negeri ini. Entah kapan pengganti sosok spt beliau akan muncul
dari kader PDIP atau yang lain. Sebuah catatan pribadi yg selalu muncul
setiap ingat nama beliau adalah sifatnya yang peduli (care) thd kawan,
siapapun dia, dekat atau tidak dg beliau. Saya masih ingat ketika baru
jadi Menteri, saya hanya punya setelan jas sisa-2 masa sekolah dan saat
masih bekerja di LIPI. Suatu hari ada orang yg datang utk mengukur dan
membuat setelan (dua atau tiga, saya lupa). Saya diberi tahu yg
memerintah Pak TK, jadi saya tak menolak. Dalam hati, saya mengira Pak
TK kurang sreg melihat salah satu anak buah Wapres Megawati yg tampil dg
pakaian resmi yg cuma itu-2 saja. Beberapa hari kemudian saya baru tahu
ternyata bukan saya saja yg diperhatikan oleh beliau dlm urusan
tampilan tsb. Malah saya dengar bbrp Menteri yang jauh lebih tajir pun
beliau perhatikan dalam soal itu. Pak TK adalah politisi yg berangkat
dari aktivisme dan mengakhirinya sebagai politisi yang negarawan.
Selamat jalan, Pak TK. Kepergian anda terasa terlampau cepat, dan
terjadi saat negeri ini sedang paceklik patriotisme dan kepemimpinan.
Al-fatihah...
0 comments:
Post a Comment