PDIP resmi meminta pelaku bentrokan TNI ditindak (Koran Tempo, 22/4/13,
hal A-7). Sekjen partai berlambang Banteng bermoncong putih itu, Tjahjo
Kumolo (TK) malah lebih keras: ia akan menulis surat protes kpd Panglima
TNI (Kompas, 22/4/ 13, hal. 1). Pasalnya, kantor PDIP adlh lambang dan
kehormatan partai. Tak pelak, insiden pom bensin di Lenteng Agung itu
pun kini diasosiasikan dg peristiwa kekerasan Cebongan dan Oku, Kendati
secara fisik dan kronologis serta sifat kekerasan sama sekali tak sama
antara kasus-2 tsb, toh ada "intertekstualitas" di antara ketiganya,
yakni kultur kekerasan dari alat negara, khusunya oknum-2 TNI. Lebih
jauh, kejadian di Lenteng Agung tsb tampaknya juga memiliki makna
politik buat PDIP. Parpol ini adlah partai oposisi yg sangat kritis thd
penanganan kekerasan aparat yg selama ini cenderung tidak tuntas. Maka
insiden yg terjadi di kantor PDIP pun bukan lagi sekadar sebuah
'kebetulan' sebagaimana dicoba diungkapkan oleh pihak TNI. Tetapi telah
masuk ke ranah simbol politik, yakni pelecehan lambang n kehormatan
partai. Tentu tak semua elit PDIP sepakat dg Sekjen. Taufik Kiemas,
misalnya tdk sampai sejauh itu. Ia hanya menganggap insiden tsb sebagai
ulah anak-anak muda belaka. Bagaimana TNI harus menyikapi masalah-2
seperti ini? Jelas ia tdk bisa lagi hanya membawanya ke pada soal jiwa
korsa dan solidaritas anggota belaka. TNI, dan aparat bersenjata lain,
harus makin mampu membaca tanda-2 zaman dan menyesuaikan diri dg gerak
dan tuntutan zaman yg makin transparan dan menuntut akuntabilitas
publik.
Monday, April 22, 2013
Home »
» PDIP RESMI MENGIRIM SURAT PROTES KEPADA PANGLIMA TNI
0 comments:
Post a Comment