Home »
» PEMKOT LHOKSEUMAWE AKAN MELARANG PEREMPUAN "MENGANGKANG" KETIKA MEMBONCENG MOTOR
Kata Lord Acton, "power tends to corrupt and
absolute power corrupts absolutely." (kekuasaan itu cenderung mengorupsi
(manusia), dan kekuasaan yang mutlak akan mengorupsi secara mutlak
pula). Pemkot Lhokseumawe membutikan kebenaran kata-2 bijak
tersebut dg rencana larangan perempuan "mengangkang" ketika membonceng
motor. Alasannya, "syariat Islam dan "adat istiadat" setempat. Syariat
Islam, ketika ditafsirkan secara serampangan dan dilandasi pemikiran
misoginis (anti perempuan) hasilnya bisa sangat mengerikan (tetapi juga
karikatural). Adat setempat, kalau ditafsirkan dg "tempat" si penguasa
berada, menjadi anakronistis. Karena ternyata tetangga yg juga dlm
lingkup adat yg sama tidak mengakuinya. Larangan Pemkot Lhokseumawe
adalah gabungan antara absolutisme kuasa dg penafsiran agama yg
misoginis dan adat yg myopic. Fenomena inilah yang pernah berlaku di
Afghanistan di bawah rezim Taliban sehingga perempuan pun dilarang keras
bersekolah (apalagi mengangkang ketika boncengan motor!). Apakah
penguasa Kota Lhokseumawe sedang kepincut dg Talibanisme?. Wallahua'lam!
Selanjutnya baca tautan ini:
http://news.okezone.com/read/2013/01/02/340/740414/perempuan-dilarang-duduk-ngangkang-di-sepeda-motor
0 comments:
Post a Comment