Petualangan seksual Bupati Garut, Aceng Fikri (AF), yg menjadi salah satu trneding topic di media dan jejaring sosial hari-2 ini adalah bukti kesekian kalinya beta[a rentannya (vulnerable)nya kaum perempuan dari relasi kuasa (power relations). Tubuh perempuan tidak dianggap memiliki derajat dan "harga" yg sama dg lelaki manakala kekuasaan telah dg sistemis, historis, dan ideologis direkonstruksi selama berabad-abad. Ditambah dg penafsiran tertentu thd ajaran agama, maka lengkaplah sikap misoginis (anti-perempuan) dirayakan dan dipertahankan sebagai sebuah kebenaran (truth) yg mirip dg "hukum alam." Perempuan spt Fany Octora (FO), masih bs dibilang (maaf) "untung" karena kisahnya bisa diketahui dan mendapat simpati dan pembelaan publik. Betapa banyak penderita kekejaman misoginis yg jauh lebih dahsyat dari FO yg kalis dari pemberitaan, alih-alih pembelaan. Malah yg paling sadis, jika derita itu justru dijustifikasi sendiri oleh kaum perempuan dg berbagai dalih, spt ketakwaan, tradisi, sopan-santun, dan janji pahala dan surga! Tanpa kesadaran akan kesederajatan perempuan dan laki-2 SEBAGAI sesama manusia, maka jangan harap misogini bisa ditaklukkan, alih-alih pula mau menghapuskannya!.
Selanjutnya baca tautan ini:
http://www.tempo.co/read/news/2012/12/03/058445584/Dilaporkan-ke-Polisi-Bupati-GarutSalah-Saya-Apa
Monday, December 3, 2012
Home »
» SKANDAL BUPATI GARUT, POTRET MISOGINISME DAN PENINDASAN ATAS KAUM PEREMPUAN
0 comments:
Post a Comment