Gugurnya dua anggota Polri di Poso di tangan teroris, semestinya menjadi keprihatinan seluruh bangsa. Ancaman teorisme yg nyata dan hadir (clear and present danger) bukanlah sebuah omong kosong belak. Bahwa ideologi yg menganggap NKRI sebagai negara "taghut" (setan) memang ada dan dikembangkan terus, baik pada tataran wacana maupun praksis. Polisi sebagai pelindung keamanan publik telah, sedang, dan akan menjadi sasaran operasi kelompok-2 tsb utk menebar rasa takut dan distrust (ketidakpercayaan) rakyat kpd penegak hukum tsb. Ironisnya, justru saat ini Polri juga sedang mengalami defisit citra dan trust tsb gara-gara oknum-2nya di tingkat elit terlibat korupsi kakap dan juga pertikaian dg KPK. Polri harus memulihkan marwahnya dan rakyat harus mendukung pemberdayaan Polri sebagai pelindung masyarakat dari ancaman terorisme.
Selanjutnya baca tautan ini:
http://nasional.kompas.com/read/2012/10/17/14340555/BIN.Pelaku.Pembunuh.Polisi.di.Poso.Diduga.JAT
Social Profiles
-
Diberitakan oleh media bahwa sebelas hari lalu (18 Juni 2020), Presiden Joko Widodo (PJ) marah dalam sebuah rapat Kabinet Kerja 2. PJ b... -
Pak Ngadiyono (Ng), Wakil Ketua DPRD Kabupaten Gunung Kidul, konon dilaporkan ke kantor Polisi, gegara dituding telah melakukan penghina... -
Kritik thd NU, gara-2 pembubaran pengajian MTA di Kudus, adlh hal yg wajar. Karena memang NU selama ini dikenal sbg 'pembela plural... -
Taktik main cari kesalahan mesti diwaspadai jangan sampai terus dipakai dan dikembangkan oleh para poliyo (politisi sontoloyo) dalam meresp... -
Kelompok Majelis Tafsir Alqur'an (MTA), memang membuat resah kalangan nahdliyyin karena pandangan yg radikal. Termasuk mengharamkan ta...
0 comments:
Post a Comment