Harian Rakyat Merdeka (10/5/12, hal. 7): diskusi buku Irshad Manji
"Allah, Liberty, and Love" dibubarkan lagi oleh sekelompok orang. Kali
ini lokasinya di UGM, Jogja. Sebuah bukti paling gres bhw di reformasi
di RI benar-2 dlm kondisi disandera. Bukan saja oleh parpol tetapi juga
sebagian masyarakat sipil. Kampus yg merupakan wilayah untuk menyemai
pemikiran utk bangsa, kini menjadi target kelompok yg suka memaksakan
kehendak atas nama agama. Apakah kampus spt UGM juga harus dijaga olh
Banser agar kebebasan mimbar masih bisa berjalan?
Sejatinya, jika pihak Universitas mampu bersikap tegas, maka pelarangan seperti ini tak perlu terjadi. Apakah Rektorat atau Direktur Paska Sarjana UGM yang melakukan pelarangan, tidak penting-2 amat. Yang pasti UGM akan tercemar gara-gara ketidak tegasan para pemangkunya. Saya tidak kaget jika keluarnya pelarangan ini merupakan indikasi bahwa pengaruh kelompok garis kerfas Islam juga sudah mulai merasuki pihak-pihak yg menjadi penguasa UGM. Jika hal ini benar, maka semakin runyamlah reputasi Kampus Biru yg merupakan salah satu hasil perjuangan rakyat Indonesia di Jogjakarta dan simbol kemerdekaan bangsa itu!
Selanjutnya baca tautan di bawah ini:
http://news.detik.com/read/2012/05/09/095742/1912698/10/ugm-pelarangan-diskusi-irshad-manji-bukan-perintah-rektor?9922022
Thursday, May 10, 2012
Home »
» PELARANGAN DISKUSI IRSHAD MANJI DI UGM PERTANDA MASYARAKAT SIPIL INDONESIA IKUT MENYANDERA DEMOKRASI
0 comments:
Post a Comment