Maksud Menteri BUMN Dahlan Iskan (DI) tentu baik dan kemarahannya juga
bisa dipahami ketika beliau membuka paksa pintu tol yg masih tutup
sementara antrean telah sangat panjang. Walaupun demikian, saya tetap
tak setuju dengan prilaku beliau itu. Di dalam negara hukum, seorang
pejabat apapun pangkatnya masih tetap dituntut mematuhi aturan. DI bs
memanggil dan menegur pihak penjaga tol atau pejabat yg bertanggung
jawab, dan tdk perlu menciptakan kehebohan spt itu. Maksud baik DI &
terapi kejutnya tdk elok dilakukan pejabat tinggi negara yg harus
menjadi teladan buat rakyat.
DI memang sudah pernah menginstruksikan agar pintu tiket tol tidak boleh lebioh dari lima mobil antriannya. Oleh karena itu "kemarahan"pak Menteri legitim juga, karena bagaimanapun hal itu berarti ada kesengajaan dari Manajemen jalan tol untuk tidak patuh, dengan segala macam alasan yg bisa dibuat. Ini adalah sebuah cause celebre bagi pengelolaan jalan tol, yag setiap tahun minta kenaikan tarifnya, tetapi pelayanannya tetap mbelgedhes!
Selanjutnya baca tautan di bawah ini:
0 comments:
Post a Comment