Home »
» KRITIK TERHADAP NU KARENA KASUS MTA KUDUS PERLU DIPERHATIKAN
Kritik thd NU, gara-2 pembubaran pengajian MTA di Kudus, adlh hal yg wajar. Karena memang NU selama ini dikenal sbg 'pembela pluralisme' dan HAM. Namun, dr peristiwa MTA Kudus itu tampak ketidak konsistenan antara apa yg sering di wacanakan oleh para elite NU dg apa yg muncul di kalangan anak muda dan di akar rumput. Bagi saya, hal itu menunjukkan adanya gap antara para elit NU dhg warganya, antara wacana dan praksis, antara cita dan fakta. Elite NU (ulama, cendekiawan, pemimpin formal n non formal berlatar NU) harus mau melakukan refleksi thd kondisi ini. Sebab jika gap ini makin melebar, niscaya NU akan ditinggalkan orang. Atau berubah menjadi gerakan Islam yg anti pluralisme.
Selanjutnya baca tautan di bawah ini:
saya setuju, sbknya elite NU Tdk hy bcr d media atau klo ada even2 bsr ttg krkn n tlrnsi umt beragm tp bcrlh pd akr rmpt yg d bwh, ttg MTA sy kira ndak mslh krn yg d bhs Kitab ma hadist nya sama,klo mslh perbdn pmhmn itu lumrah,mlh d kota2 lain Muhmmdy,NU,MTA rkn2 aja . Bg yg pgn tahu MTA digoogling aja pasti ktm situsnya...trus dist di bc di telaah dg pkrn yg jernih, br komentr...ingat pepatah jawa "dahulukan akal dr pd okol"
ReplyDeletePersoalannya bukan karena perbedaan kitab yg dibaca, tetapi penafsiran yang oleh sebagian warga nahdliyyin dianggap menghina dan melecehkan keyakinan mereka. MTA juga mesti bertanggungjawab melakukan dakwah secara etis. Radio-2 MTA didengarkan banyak orang dan menimbulkan salah paham. Tidak hanya dari NU saja yg harus tabayyun, tetapi juga MTA.
ReplyDeleteJika anda mengatakan bhw pihak lain harus jernih, maka orang juga bisa meminta agar anda dan MTA "sopan dikit kenapa?"
sebagai warga NU kami juga merasa hal itu biasa saja... gak ada masalah. tapi sekarang malah banyak yang justru pindah ke tempat lain karena NU sibuk dengan menghina/merendahkan umat/partai laen seperti yang disampaikan salah seorang kiai NU..
ReplyDeletesaya juga malu...
Hina-menghina menunjukkan ketidak mampuan dalam menyikapi masalah. Juga biasanya karena merasa sudah paling benar dan seakan-akan menjadi "pialang surga dan neraka."
ReplyDeleteMTA bilang: "Islam itu dasarnya Quran dan Hadits, bukan kata kyai atau ustad.Kyai A bilang ya, kyai B bilang tidak, mana yang kamu ikuti? Kalo ngikut Quran dan Hadits, kamu tidak akan bingung" Rasanya kata-kata seperti itulah yang dianggap menghina kyai NU. Tapi, apakah ustad Solmed, ustad 'aa Gym, ustad Jefri tersinggung? Juga Ustazah Mamah Dedeh? Qurata 'ayun?
ReplyDeleteSaya ikut MTA, Dekat dg Warga NU dan Muhammadiyah tiada masalah,hanya MTA bisa intensif setiap minggu membuka Al Quran dan Hadist,dan memmuaskan pertanyaan2 tentang agama secara logik dan syar'i.Sedang kebanyakan kajian umum hanya mendengarkan tanpa membuka Kitab.
ReplyDelete@Anonymus: Kalau cuma kata-kata itu yg dikatakan MTA, para Kyai tdk akan tersinggung. Bagaimana mau tersinggung, wong dalam semua Kitab Fiqih selalu dibiasakan memahami berbagai kaul (pendapat) "fihi aqwaal". Jadi para Kyai sejak santri hijau sudah biasa berbeda pendapat. Lagi pula, menganggap para Kyai mudah tersinggung itu saj sudah sebuah prasangka jelek.
ReplyDeleteKalau saya, dari sikap anda yg tidak mau memberi nama yang terang saja sudah membuktikan anda tidak terbbiasa terbuka dan tidak fair. Kasih nama anda, alamat anda, nanti saya beritahukan kepada para Kyai agar berdebat dengan anda.
Argumentasi anda justru YANG tidak fair karena anda hanya memberikan satu sisi saja. Saya mencoba melihat dari sisi yang lebih luas, BAIK DARI PERSPEKTIF NU maupun bukan. Walaupun demikian, saya tidak yakin bahwa para Kyai tersinggung hanya karena ucapan seperti yg anda kutip. Pasti ada banyak hal yang anda sembunyikan.
kritik thd nu karena kasus mta kudus perlu diperhatikan..................kalau cuma diperhatikan.......gak aga penyelesaian..........mk yg duduk di tk elite nu..turun.....turun....sangat memalukan sekali.
ReplyDeleteMenurut saya NU adalah suatu organisasi keagamaan yg besar dan mapan, Saya percaya bahwa PBNU pun tidak setuju dengan tindakan yg dilakukan oleh segelintir nahdiyin di Kudus, adanya perbedaan yang disampaikan dalam dawah kiranya tidak perlu disikapi dengan emosi, tetapi dapat dijawab dan disampaikan melalui dawah kembali dengan penyampaian yang lebih arif. Sekali lagi NU adalah organisasi keagamaan yang besar, jadi pengikutnya tidak perlu resah dengan dawah yg disampaikan oleh MTA, Kalau tahlilan itu bagi para nahdiyin itu adalah ibadah yang dianggap baik dan ada dalilnya kenapa musti resah ?
ReplyDeletesuatu hal yg tidak pantas untuk diperdebatkan. lha wong agamanya sama, nabinya sama, kitabnya juga sama. kita sama2 muslim. mari kita bersatu, kalo ada perbedaan pendapat soal agama ya mari kita saling menghormati.
ReplyDeleteSelamat malam pak,,permisi,,
ReplyDeleteSilahkan dengarkan ceramah yang isinya memfitnah MTA yang dijadikan dasar kedengkian masyarakat terhadap MTA, sebetulnya rekaman tersebut sudah lama dimiliki MTA, namun karena kasus demo kemarin, rekaman tersebut diputar di pengajian ahad pagi untuk meluruskan berita miring tentang MTA di masyarakat.
http://mtafm.com/v1/?p=3807
Peristiwa di Kudus merupakan akumulasi kejengkelan warga NU....selama ini kalo kita amati memang banyak dari isi ceramah2 ustad sukino (ketua mta pusat) yang banyak menyinggung amalan –amalan orang2 NU... mereka dengan terang2an membid’ahkan, mensyirikkan.... ketika diajak untuk dialog mereka selalu menolak dengan alasan agama tidak untuk diperdebatkan.. Masalah pluralisme bagi warga NU tidak masalah seperti yg selama ini terjadi .. selama ini warga NU sangat toleran asalkan tidak menyinggung perasaan terkaitan dengan amalan yg dilakukan.. Jangan sampai peristiwa di Kudus merupakan titik awal gerakan perlawanan terhadap MTA yang akan terjadi di daerah lain.....
ReplyDeletePeristiwa di Kudus merupakan akumulasi kejengkelan warga NU....selama ini kalo kita amati memang banyak dari isi ceramah2 ustad sukino (ketua mta pusat) yang banyak menyinggung amalan –amalan orang2 NU... mereka dengan terang2an membid’ahkan, mensyirikkan.... ketika diajak untuk dialog mereka selalu menolak dengan alasan agama tidak untuk diperdebatkan.. Masalah pluralisme bagi warga NU tidak masalah seperti yg selama ini terjadi .. selama ini warga NU sangat toleran asalkan tidak menyinggung perasaan terkaitan dengan amalan yg dilakukan.. Jangan sampai peristiwa di Kudus merupakan titik awal gerakan perlawanan terhadap MTA yang akan terjadi di daerah lain.....
ReplyDelete@Satari: Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada anda, tentu tidak fair kalau saya hanya mendengarkan rekaman yg anda berikan. Masyarakat di Solo, Kudus, Kulonprogo, bahkan Bogor tentu memiliki rekaman-rekaman atau bukti-bukti nereka.
ReplyDeleteBagi saya, tidak mungkin ada kemarahan publik seperti di Kudus dll tanpa ada sebabnya. NU tdk punya tradisi melarang orang lain melakukan dakwah, sejauh tdak mengganggu keyakinan mereka.
Saya juga sudah konsultasi masalah ini kepada pihak PBNU yang banyak menerima laporan dari bawah mengenai dakwah MTA di beberapa daerah.
menurut saya, solusinya tdk susah. Jika dakwah MTA memang dianggap publik menciptakan keresahan dan menistakan keyakinan serta tradisi, lebih baik dibawa ke pengadilan saja. Biar penegak hukum yang menyelesaikan masalah ini. Kalau Negara, cq. penegak hukum, tidak mau bertindak, maka akan semakin sering kasusu Kudus ini terjadi di berbagai daerah lain di Indonesia.
saya juga sering ikut pengajian MTA, tapi jujur kadang kurang puas dengan jawaban-jawabannya, kerena tidak ada ayat yang ditafsirkandengan jelas dan juga di kaji asbabul nuzulnya...
ReplyDeletemaaf pak, bukan maksud saya untuk berdebat, karena selain memang hal itu dilarang oleh Alloh, saya sendiri belum tahu banyak tentang ilmu agama. Setahu saya MTA itu sangat terbuka, pengajiannya bisa didengarkan orang seluruh dunia, kalau memang mereka mengajarkan kesesatan ataupun melarang kelompok lain melakukan suatu amalan atau mengkafirkan kelompok lain tentu saja bisa didengan oleh orang seluruh dunia, rekaman pengajiannya pun bisa didengarkan kapan saja bebas. Silahkan didengarkan sendiri (maaf, jangan hanya mendengarkan berita dari kata orang lain atau tulisan di media massa maupun di internet.
ReplyDeletehttp://www.hadisatari.com/2012/02/01/menyebarkan-berita-bohong-hanya-dari-katanya-dan-katanya/
Bambang (tambahan ke anonimous jan 31, 1:11 PM):
ReplyDeleteSaya tidak sembunyi nama, cuma ga familier dg tombol pos2 comment ini, gaptek lah. Tidak ada sembunyi2 info juga, Pak. Tiap siang, saya dengerin radio MTA FM di internet streaming: mtafm.com. Sepertinya ngga ada yang aneh di pengajiannya, maklum saya bukan scholar bidang Islam. Kalo kyai, yang ketua MUI Malang, itu sudah lama dibantah Pak.
Banbang say:
ReplyDeleteSaya selama ini awam tentang Islam, saya dulu sekolahnya saja di sekolah katolik pangudi luhur. Tapi, selama 2 taun ini disela-sela kerja, saya dengarkan pengajian MTA lewat streaming radio: mtafm.com. Saya jadi lebih paham tentang Islam. Di pengajian MTA, biasanya pertanyaan muncul dari audience yang sebagian besar awam seperti saya. Kalo level Bapak, mungkin otak saya nggak nyambung ...
Banbang say:
ReplyDeleteSaya selama ini awam tentang Islam, saya dulu sekolahnya saja di sekolah katolik pangudi luhur. Tapi, selama 2 taun ini disela-sela kerja, saya dengarkan pengajian MTA lewat streaming radio: mtafm.com. Saya jadi lebih paham tentang Islam. Di pengajian MTA, biasanya pertanyaan muncul dari audience yang sebagian besar awam seperti saya. Kalo level Bapak, mungkin otak saya nggak nyambung ...
@Satari: Saya kira perdebatan itu sah-saha saja, yang penting jangan sampai menciptakan kekacauan publik (public disturbances. Kalau pengajian-2 MTA yg ada di internet dan streaming radio itu benar-benar seperti yg anda bilangm pastinya tidak akan ada protes. Itu saja. Saya juga tdak bisa mengatakan bahwa semua protes itu legitimate, tetapi hanay menggunakan logika sederhana saja: kenapa ada yg tersinggung dengan saya? Jawabnya, mungkin saya memang salah, atau yang memahami saya yg salah. Untuk itu perlu klarifikasi.
ReplyDeleteJangankan pihak MTA atau dakwah yg lain. Pihak Ahmadiyah pun menurut saya tidak boleh diganggu dg kekerasan dan intimidasi. lebih baik dakwah dengan cara-2 yg baik (mau'idzah khasanah), berdebat dengan terbuka dan sopan (jadilhum billati hiya ahsan).
Undang saja pihak PWNU Jateng untuk berdebat terbuka dg MTA. Nanti akan ada titik temu atau sepakat untuk tidak sepakat.
Terimakasih tawarnnya utk mendengar dakwah MTA. Insya Allah akan saya dengarkan.
Bambang say:
ReplyDeleteMaaf Pak Hikam, saya sebenarnya nggak paham lho, sepertinya ada sengketa antara NU dan MTA. Jam 2.00 siang ini saya mau denger pengajian di mtafm.com. Yang muncul foto KH Kholil Ridwan Lc. Pak Kholil itu langganannya MTA untuk ngisi pengajian pada pembukaan kantor cabang. Pak Kholil itu NU, bukan? Saya justru dengar tausiah Pak Kholil beberapa kali via mtafm.com.
Terima kasih pak, pak Hikam menurut saya orang yang arif yang dalam menyikapi sesuatu tanpa didasari rasa kedengkian. Kalau tentang masalah ilmu, apa aja baik itu ilmu agama maupun ilmu formal, saya ini belum ada apa-apanya, saya hanya lulusan SMA, baca Qur'an pun masih terputus-putus, itupun belum tentu benar ejaannya.Namun setelah setiap hari mendengarkan kajian di MTA Alhamdulillah saya jadi lebih senang untuk mengetahui ilmu agama.
ReplyDeleteSedangkan MTA tidak mau kalau diajak debat atau semacamnya itu karena yang dipahmi MTA memang seperti yang saya sebutkan tsb, yang menang debat belum tentu benar karena benar itu bukan dari kepandaian manusia dalam beradu argumen, namun benar itu dari Alloh. Walaupun MTA tidak mau melakukan amalan-amalan tertentu namun MTA tidak pernah melarang orang lain melakukannya, ustad hanya menyampaikan ilmu yang dipahaminya dan menjawab apa yang ditanyakan oleh audien yang umumnya orang awam berdasarkan apa yang ada dalam Al Qur'an dan sunah Rasulullah yang shahih.
Dalam menyikapi perbedaan pendapat dan perbedaan pemahaman, di MTA selalu ditekankan bahwa perbedaan itu harus bisa dipahami dan saling menghormati dan yang tidak sepaham jangan dianggap lawan. Saling menghormati perbedaan karena amal ibadah yang kita lakukan akan dipertanggungjawabkan sendiri-sendiri di hadapan Allah, ”lana a’maluna walakum a’malukum” (bagiku amalku bagimu amalmu).
MTA (Majelis Tafsir Al Qur'an), kalau orang belum tahu mungkin mengira bahwa MTA menafsirkan Al Qur'an sendiri. Padahal tidak seperti itu, MTA adalah majelis ilmu yang mempelajari ilmu agama yang salah satunya adalah mempelajari tafsir-tafsir Al Qur'an yang sudah ada dan kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga dengan membaca apa yang saya tulis ini, saudara-saudara yang mengikuti forumnya pak Hikam ini maupun saudara-saudara yang berkomentar sinis terhadap MTA jadi lebih mengerti tentang siapa dan bagaimana MTA yang sebenarnya. Kita sesama muslim adalah saudara, haram darahnya, haram kehormatannya, kalau sampai terjadi perkelahian sesama muslim maka HARAM hukumnya. Jangankan sesama muslim, dengan orang non muslim pun kita harus saling menghormati dan melindungi mereka selama mereka tidak memusuhi kita karena agama.
PENGAJIAN UMUM
ReplyDeletebersama
DRS. AHMAD SOEKINO (KETUA MTA)
dan
KH A. KHOLIL RIDWAN LC. (KETUA MUI PUSAT)
Itu bunyi spanduk di belakang foto peresmian MTA cabang Kudus, Sabtu kemarin, yang dimuat di mtafm.com hari ini. Penonton kecewa ... he he he ...
bambang
bambang
ReplyDeleteLha wong yang mbuka selubung papan nama MTA Kudus itu KH Cholil Ridwan Lc., lha kok dibilang MTA benci NU. Memang hebat mulut KH Drs. Marzuki Mustamar, M.Ag. Sekarang dia jadi bintang di internet karena sudah berhasil ngompori warga NU di seluruh Indonesia.
@Bambang: Setahu saya Cholil Ridwan itu dari MUI yang mengharamkan hormat kepada Bendera Merah Putih, dan mengatakan paham pluralisme masuk neraka.
ReplyDeleteDari NU ada juga yang jadi ketua MUI kok pak, seperti waktu peresmian MTA Purworejo beberapa waktu yang lalu di Jogja, sesepuh NU yang juga ketua MUI setempat juga diberikan kesempatan untuk memberi sambutan dalam peresmian tersebut.
ReplyDeletekalau pak Cholil Ridwan, saya nggak tahu kalau dari NU, yang jelas saya tahu orang NU itu ya Gus Dur sama pak Hasyim Muzadi. Dari mana pun ormasnya, semua itu saudara sesama muslim.
Kalau pak Cholil Ridwan itu dari MUI yang mengharamkan hormat kepada Bendera Merah Putih, MTA sendiri tidak mengharamkannya, yang tidak boleh itu menyembah bendera. Kalau sekedar menghormat bendera seperti dalam upacara-upacara bendera di sekolah-sekolah gpp. Dari sini kan terlihat kerukunan walau beda pendapat.
saya dulu pengamal yasin tahlil, selamatan 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1000 hari dll, tetapi setelah saya belajar agama di Mta dan saya pikir-pikir dengan akal yang jernih ternyata menurut hati nuraniku ini yang lebih aman dan selamat maka amalan-amalan yang dulu telah saya tinggalkan. Dan saya tidak pernah menghakimi orang lain yang masih mengamalkan amalan di atas. Karena kita sama-sama menunggu keputusan Allah swt, mana yang benar Allah sendiri yang akan memutuskan. Cuma menurutku amalan agama harus hati-hati melaksanakannya agar lebih selamat. Yang sudah jelas dicontohkan rasul itu yang pasti benar, pilih itu pasti aman. InsyaAlloh.
ReplyDeleteBambang say:
ReplyDeleteTerima kasih kepada Pak Hikam beserta THF yang telah memungkinkan terjadinya dialog terbuka ini. O ya,Mas Satari, Pak Hikam Ph.D ini dulu menristek RI era presiden KH Abdulrahman Wahid. Kalo Mas Satari pengin kuliah S1, daftar aja ke UT di www.ut.ac.id. Kita kasih hormat Pak Hikam. Menghormat = to praise, respect. Menyembah = to worship. Kita harus menghormat beliau, jangan menyembah ya.
@Bambang: terimakasih atas perhatiannya kepada THF. Semoga dialog yg mencerahkan bisa kita upayakan. Tidak perlu semuanya setuju, karena memang hal itu hampir saja tidak mungkin. Dan dengan dialog tsb maka akan semakin kokoh juga persaudaraan kita, baik seiman maupun sebangsa. Amin..
ReplyDelete@pak Bambang, trimakasih informasinya, tp nggak mungkin saya kuliah, bisa buat makan anak istri aja,, Alhamdulillah,,, apalagi otak capek kalau harus mikirin mata kuliah hehehe,,
ReplyDelete@pak Hikam, maaf saya nggak tahu kalau dulunya menristek, maaf juga kalau saya dirasa kurang sopan. Saya ini kan nggak tahu dunia politik, sekarang aja hanya tahu presiden dan wapres, wapres juga hanya tahu namanya.
Ini penyebar fitnah yang memprovokatori demo kudus kemarin:
ReplyDeletehttp://www.youtube.com/watch?v=VZ57Hc0ClLM
http://www.youtube.com/watch?v=40rbAuV0KRE
Orang nya sudah ditemui oleh pengurus MTA namun tidak bisa memberikan bukti apapun dari pernyataannya. Dia hanya mendengar dari temannya, dan temannya tsb mendengar dari temannya lagi, dan temannya lagi juga mendengar dari entah siapa lagi….dan akhirnya semua ucapannya hanya omong kosong belaka.
Aku tidak bela MTA atau NU, krn semua mengaku umat ISlam. Dan aku sudah dengar rekaman tsb khususnya ttg SUKOHARJO ada BERJILBAB jual SATE ANJING... Rumahku di Jl.Solobaru permai 88c Solobaru, mungkin yg dimaksud SATE ANJING barat BEKAS ATRIUM (100m) dr rumahkau. (1) itu fitnah, bs dicek kondisi penjualnya malam ini msh buka (2) spanjang jln solobaru sampe sukoharjo, aku tdk temui penjual sate anjing lain. (3) penjual di dekat rumahku tsb tdk ada hubungannya dgn MTA. Nah, sbg kiai (mengaku kiai) alangkah bijak tidak menunjuk HIDUNG si-A, si-B, lbih parah ternyata HIDUNG tsb gak ada yg punya.. kasihan sj.
ReplyDeletesaya pribadi sebagai warga nu yg awam merasa malu dg ceramah Bpk kyai Marzuki,sbg ulama kok ceramah kasar ky gitu apalagi tuduhan2 thdp MTA tnyt omong kosong.trus saya pribadi mulai berfikir kenapa MTa yg belajar dan mengamalkan al quran dan hadis kok ditentang,yang salah siapa klo gt,jangan2 saya selama ini mengamalkan tanpa ber dalil kuat.saya se7 dg bpk bambang dan bpk hadi satari .kita semua umat muslim tidak ingin terperosok ke jurang neraka,sudah seharusnya kita kembali kejalur yg benar yaitu qur an dan hadis.tdk mentah2 taqlid pd kyai.krn selama ini setahu saya tdk smua namanya kyai itu baik/benar,termasuk kyai slamet : )
ReplyDeleteNama saya Nur Arif warga Sukoharjo jateng,sekedar ikut sahring semoga bermanfaat : ada bernagai forum misalnya ada bahsul masail di NU ada majelis tarjih di Muhammadiyah dan mungkin di ormas yang lain...forum ini bertujuan untuk membahas berbagai masalah khususnya masalah-masalah agama, jika ada niat baik dengan difasilitasi oleh pemerintah misalnya Kementerian Agama bersama dengan MUI,NU dan MTA (tentunya dengan menghadirkan tokoh-tokoh terbaik mereka dalam pemahaman agama) bahas persoalan yang dipermasalahkan, misalnya soal pengertian Bid'ah lebih khusus lagi soal amalian warga NU soal mauludan, yasinan, tahlilan...di diskusikan dengan seksama dengan memperhatikan dalil-dali Al-Qur'an dan Sunnah Nabi, ijma' qiyas juga qoul ulama, ambil kesimpulan bersama...fenomena di akar rumput sudah meresahkan kedua belah pihak baik NU yang merasa amaliah yang mereka juga yakin mendapat limpahan pahala oleh Allah SWT di sudutkan oleh dakwah MTA dan (katanya)disebut musrik dll dan sebaliknya MTA yang merasa terganggu dalam pengembangan organisasinya di beberapa daerah sehingga tidak bisa berdakwah dengan leluasa, pemerintah sebagai penanggungjawab stabilitas dan MUI sebagai representasi dari ulama di Indonesi dan masyarakat muslim secara luas tidak cukup hanya hadir dan memberi sambutan dalam setiap kegiatan-kegiatan ormas, karena "pembiaran" semacam ini tentu akan semakin membuat bingung masyarakat/umat muslim, terlebih yang memang tidak mempelajari agama melalui pendidikan yang berjenjang namun (mohon maaf) "sebatas Islam biologis dan atau sosiologis" sehingga ideologi Islam sebagai agama yang harus difahami secara kaaffah belum betul-betul "menyatu"...so yang menurut saya penting adalah bagaimana ketika kita mengungkapkan pendapat yang berbeda kita juga memperhatikan faktor-faktor lain utamanya adalah kesatuan umat...Wallahu a'lam bisshowab...semoga Allah mengampuni kita semua dan melindungi kita dari perpecahan...
ReplyDeletesemuanya sumbernya satu, FITNAH
ReplyDeletebu indro saya sbg pndngr radio mta kalo berfikir jernih dilandasi hati yang bening apa yang disampaikan di MTA itu sangat bermanfaat ,dengan hanya mendngr radio sj bnyk yng merasa selama ini amalanya salah,jd jngn meremehkn silkn mndngrkn dng hati yang bening,trnyt tdk semua warga NU bersikap sprt itu,ustad mta tdk menghina siapapun hany menerangkan qur'an dan sunah
ReplyDeletesaya muhlis, saya adalah santri KH. Marzuki. saya yakin beliau tidak suka memfitnah siapapun...anda2lah yang secara gag sadar telah memfitnah beliau..kalo mau diluruskan datanglah ke Ponpes Sabilulrosyad gasek, karangbesuki, sukun, malang...
ReplyDeleteterlalu sering apa yang kita dengar dan kita lihat adalah aspek DZOHIRIYAH saja, sedang aspek BATINIYAH belum kita ketahui...
dan BANYAK kyai yang bisa melihat sampai ke aspek batiniyah, yang menurut kacamata kita itu adalah bertentangan dengan apa yang kita dengar dan rasa. CONTOH: dulu Gus DUR pernah mengatakan bahwa DPR seperti taman kanak-kanak, dan sekarang terbukti kan??? anda2 tau kan DPR kayak apa?
Gus DUR bisa melihat masa depan, bisa dikatakan begitulah kurang lebih atau dengan istilah lain ini yang disebut KAROMAH...
maaf, saya bukan bermaksud menyudutkan atau menghina siapapun.jangan sok bisa merasakan keadaaan dengan hati, karena hati itu sifatnya bolak-balik, dan terlalu banyak tikungan iblisnya, saya berkata begini bukan lah sok paling benar...tapi bagaimana anda ini ternyata tlah gag sadar telah menghina orang lain juga, karena merasa orang lain itu menghina anda....
sekian...silahkan datang!!!!!!!!!!
@Muhlis: Menggunakan Gus Dur sebagai bandingan dengan cara KH Marzuki berdakwah saya kira sangat tidak tepat. Almaghfurlah GD tidak pernah (sejauh saya tahu selama lebih dari 20 th saya bergaul dg beliau) menggunakan kata-kata dan kalimat-2 yang kotor dan menghujat. GD selalu melakukan kritik yang setajam apapun dengan cara yg terukur, dan santun.
ReplyDeleteSaya adlh orang NU, punya pesantren kecil, dan berusaha selalu tawadlu' dan menghormati kepada para Kyai. Walaupun saya bisa saja berbeda pendapat dengan beliau-2, saya tdk akan memakai kata dan kalimat seperti yg digunakan oleh KH Marzuki.
Kita bisa saja berbeda pendapat dg ajaran dan argumentasi MTA, tetapi kan mestinya juga sambil memakai pedoman "ud'uu ila sbiili rabbika bil hikmati wal mau'idzatil hasanati wajaadilhum billati hiya akhsan." Ummat Islam adalah komponen utama dlm keseluruhan bangsa Indonesia. Kalau hanya karena soal furu'yyah saja berpecah belah, maka akan mudah bagi kelompok anti NKRI utk meenghancurkan kesatuan kita.
@ mukhlis.skedar masukan aja. Saya jg warga NU ,suka NU. Saya maklum dg Anda yg masih simpatik dg kyai anda.Anda sbg santri hrs cerdas ,teliti dan jgn mengedepankan emosi,dengar kata hati nuranimu.tak sepatutnya seorang kyai mengeluarkn kata2 jelek spt itu.ingat tidak semua kyai itu baik/benar.di desa saya mbah dukun jg pntr menerawang,meramal lalu di panggil kyai.dulu saya benci dg MTA krn termakan fitnah2 ,tp stlh saya gali informasi ajaran2 yg dsmpaikannya saya jd simpatik.sudah waktunya kita kembali ke alquran dn sunah.pesan saya ,silahkan selidiki dulu MTA ,HTI,PKS, Dll yg kontra dg ajaran kita(NU)temukan jwbnya.dg kepala dingin,hati yg Legowo.insya Alloh mdpt ptnjk.kita buka quran al an'aam(6) ayat 125 .memang ktika quran dan hdis diamalkan akan terjadi bnyk kontra di tgh msyrkt.trimakasih bwt THF
ReplyDeleteI love you full pak HIkam...!
ReplyDeleteSering saya dengar cemoohan para ustadz MTA terhadap Kiai NU. Siapa yang tidak marah di cemooh. Antar Muslim saling mencemooh... Sungguh emalukan.....
ReplyDeleteSering juga para temen-temen MTA me_yahudikan diri dengan merasa paling benar sehingga merasa boleh mengasari secara verbal rakyat rakyat dibangsa ini.
Saran saya mari kita hidupkan Muhammadiyah saja.
@Anonymous: Mestika pakai nama saja, gak usah dirahasiakan. I love you more!
ReplyDeleteingin tahu MTA lebih jelas ? dengerin aja MTAFM via Satelit Palapa. ikuti kajiannya tiap hari jam 06.00-07.00 wib, 14.00-16.00WIb, 20.00-22.00wib. dan live tiap ahad pagi jam 06.00 s.d. selesai. Salam ukhuwah.
ReplyDeleteSaya sangat merindukan... ustad Sukino sbg ketua MTA mau berdialog terbuka tentang masalah2 yg selama ini diperselisihkan... dengan tidak saja dg ulama2 NU, tp juga Muhammadiyah,persis, dll.... sehingga akan lebih jelas dan tdk menimbulkan fitnah..... masalahnya ustad sukino mau nggak..? krn selama ini sering ada tawaran dialog terbuka..tp selalu menolak dg alasan agama tdk utk diperdebatkan....
ReplyDeleteTgl. 19 Pebruari 2012 insyaallah peresmian MTA Perwakilan Kota dan Kabupaten Bekali, lokasi di Kota Elit Delta Mas Bekasi.......
ReplyDeleteRasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ReplyDelete‘Janganlah kalian saling mendengki, saling memfitnah, saling membenci, dan saling memusuhi. Janganlah ada seseorang di antara kalian yang berjual beli sesuatu yang masih dalam penawaran muslim lainnya dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara.
Muslim yang satu dengan muslim yang lainnya adalah bersaudara tidak boleh menyakiti, merendahkan, ataupun menghina.
Takwa itu ada di sini (Rasulullah menunjuk dadanya, Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali).
Seseorang telah dianggap berbuat jahat apabila ia menghina saudaranya sesama muslim.
Muslim yang satu dengan yang Iainnya haram darahnya. hartanya, dan kehormatannya.
(HR. Muslim-4650)
Assalamu alaikum wr wb
ReplyDeleteSaya pernah mendapat pelajaran QS : 49 : 10 - 12. Dalam hal ini Ustadz2 di MTA biasa menerangkan, agar jangan mengolok2 saudara karena boleh jadi yang diolok2 lebih baik dari yang mengolok2.
Perbedaan pemahaman sudah terjadi sejak masa Sahabat Nabi. Yang terjadi sekarang bukanlah barang yang baru.
Semoga para elite (Ulama' dan Umara') lebih menenangkan kepada jajaran di bawahnya (ummatnya) dan memberikan pengertian.
Wassalamu alaikum wr wb
Tidak akan pernah ada titik temu tentang masalah seperti ini, saya orang NU, tetapi saya tidak bepihak kepada siapapun. karena menurut saya, semua hal seperti itu tidak perlu terjadi, asalkan semua pihak menerima semua kekurangannya, belum tentu para pimpinan itu benar, yang benar hanya Allah swt. Dalam kehidupan berbangsa kita diajarkan untuk hidup rukun, begitu pula beragama. Toh semua agama itu mengajarkan kebaikan. Kenapa ya saya tidak pernah mendengar perpecahan seperti ini pada agama lain, seperti halnya kristen, katolik, dan protestan, mereka mempunyai kepercayaan yang sama, tetapi mereka rukun-ruku saja, apakah mereka lebih baik daripada kita! apa memang kita yang salah! kenapa kita tidak meniru sikap mereka dalam menyikapi hal-hal seperti ini! Apa saya benar! Mungkin saja saya salah, karena manusia adalah tempatnya salah, karena itulah pendapat saya, dengan kebodohan otak saya ini. hanya permohonan maaf yang bisa saya sampaikan.
ReplyDeletedulu saya tdk takut meninggalkan sholat ikut ngaji kemana mana tdk dapat menggentarkan hati saya.tapi alhamdulillah setelah mendengarkan radio MTA dan di bacakan ayat ayat Allah hati saya luluh,lutut saya gemetar,semenjak itu saya takut meninggalkan perintahNYA dan takut melanggar laranganNya.dan banyak saudara lainnya yang mengalami hal sama seperti saya setelah mendengarkan radio MTA. semoga bpk ustad sukino diberikan kesehatan agar terus dapat membimbing saya untuk terus belajar,mendalami,dan mengamalkan Al Quran dan Sunnah Nabi di kehidupan ini.
ReplyDeletejadi orang islam jangan mudah percaya ucapan ucapan yang sifatnya ingin memecah umat islam.yang penting orang islam.itu harus solat,mau zakat,mau sodaqoh dan mau menjalankan ibadah haji bagi yang mampu atau mau melaksanakan /menjalankan rukun iman dan rukun islam,serta mau mempelajari,memahami alquran dan assunah.kadang kadang ngaku islam solat masih bolong bolong,bahkan solatnya cuma kalau lebaran.pdahal orang yang solat nya khusuk,pasti tdk mau koropsi,menipu,maupun padu alias gontok gontokan sesama manusia.islam itu sesama non muslim saja suruh damai ini sesama muslim justru gontok gontokan hanya beda pemahaman maupun beda ngajinya.jadi orang islam jangan menjadi orang bodoh yang tidak mau mempelajari kitabnya dan sunah sunah rosulnya.mari sesama umat islam harus mau mempelajari,memahami,dan mengamalkan isi alquran dan hadis hadis yang soheh,mulai diri kita masing masing dan keluarga kita masing masing,baru orang lain bagi yang mau.
ReplyDeletesaya bukan NU, dan hanyalah orang islam biasa yang gak mempunyai "merek" tertentu,(jadi gak ada gunanya bela NU juga).. merasa "terganggu" dengan MTA, saya warga solo, (kantor pusatnya MTA di solo) langsung bisa merasakan bagaimana sepak terjangnya MTA,..tiap kali pengajian ahad pagi, sejak jaman indonesia merdeka sampai kiamatpun kenapa yang dipermasalahkan cuma tahlilan,yasinan, sholawatn (ustadnya sendiri sukanya malah klenengan)bid'ah,.....setiap mau dikonfirmasi/tabayun ustadnya gak mau...coba, mungkin pak hikam bisa mmbantu memfasilitasi "pertemuan" antara Pihak MTA dan(mungkin) dgn Orang NU...akar rumput warga yang suka yasinan, sholawtan begitu terganggu dengan hujaman yang menukik dari pengajian2 radio tersebut,... mungkin temen2 bisa cek di Solo..bgmn kondisi akar rumput yang resah..sebagai pimpinan ormas keagamaan harusnya arif dan bijaksana dalam berdakwah... rons/solo
ReplyDeletememang umat islam harus cerdas dan memilih tausiah,walaupun punya banyak pengikutnya ternyata tidak santun ya jangan diikuti,terlihat peristiwa kudus dan blora baru baru ini,yang dulakukan oleh orang orang yang mengaku tahu agama tapi justru kelakuannya tidak mencerminkan sebagai umat islam.karena agama islam itu terhadap agama non islam saja harus toleran selama tidak mengganggu ibadah umat islam.ini justru ada orang yang mengku umat islam justru kelakuannya spt orang yang tak tahu aturan agama islam.untuk itu mari kita didik anak kita masing masing agar menjadi umat islam yang benar,bukan islam yang ajarannya mengganggu pengajian orang islam itu sendiri.dengan kita bekali kajian kajian ALQURAN assunah.ttd ,dr hartono.081329532480.
ReplyDeletekalau semua orang bisa memahami bahwa beragama bukan urusan penilaian manusia saya kira warga NU tidak perlu merasa tersinggung dengan apa yang diajarkan oleh MTA. tetapi ketika beragama dikaitkan dengan masa depan kelompok dan golongan yang muncul justru tersunggingan. Lihatlah mereka yang mengaku atheis, apakah mereka tersinggung kalau semua agama mengatakan bahwa mereka KAFIR. Itulah keyakinan mereka yang mereka tidak peduli apapun penilaian orang terhadap mereka. Apakah mereka takut dengan masa depan kelompok dan golongan mereka. Saya tidak. Ketika itu terjadi pada kelompok/golongan umat islam, ceritanya jadi lain. mari kita semua menjadikan agama sebagai urusan pribadi dengan Tuhan, bukan urusan kelompok dan golongan. Sebab kalau beragama sudah dikaitkan dengan urusan kelompok dan golongan, jelas kepentingannya adalah kepentingan pimpinan kelompok dan golongan. Kalau NU yakin bahwa pahamnya yang benar, mengapa harus takut ditinggalkan warganya? Bukankah manusia itu dibekali dengan akal untuk mempertimbangkan segala sesuatu. Kalau pendapat NU lebih rasional dan masuk akal, percayalah tidak seorangpun warga NU yang akan meninggalkan atributnya. dan Jangan khawatir para kyai akan kehilangan santrinya. Kalau MTA ternyata lebih masuk akal dalam menjelaskan urusan keagamaan, jangan halangi orang untuk meyakininya. Jadi marilah kita semua fair termasuk dalam urusan agama.
ReplyDeleteSeyogyanya beragama itu dinamis progresif. MTA dalam mendakwahkan agama banyak mengkritik kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan sesama pemeluk agama yang didakwahkannya(dari menyaripati siaran radio JIHAD PAGI hampir setiap hari setahun ini) sehingga menimbulkan ketersinggungan dari pihak yang terkena sasaran kritik. Adalah baik jika para pemuka agama itu saling bertemu, berdiskusi, beradu argumen (tabayun)sehingga kritik-kritik yang muncul itu bisa disikapi sepantasnya.
ReplyDeleteSaran (sebagai pendengar dakwah MTA yang bisa menerima kritik-kritik MTA), saya menyarankan agar para pimpinan MTA juga mempelajari sejarah perkembangan agama di Nusantara, utamanya bagaimana agama itu memberikan kritik keras terhadap "agama-agama" terdahulu yang dianut penduduk Nusantara dan di sisi lain mesti berkompromi DALAM METODA DAKWAHNYA sehingga agama ini bisa berkembang pesat dan diterima serta dianut mayoritas penduduk Indonesia saat ini.
Mengenai kritik yang dilontarkan MTA, jika kedua pihak bersama-sama mau mempelajari SEJARAH perkembangan agama ini di Nusantara (mudah-mudahan Anda akan tahu asal usul Kenduri, doa bersama 3,7,100,1000 hari atas kematian, dsb yang merupakan modifikasi dari praktik agama terdahulu sehingga agama ini bisa diterima masyarakat), InsyaAllah akan sama-sama menemukan titik temu dan harapan saya semua pihak bisa dengan besar hati MEMPERBAHARUI keyakinannya dengan menerima kebenaran dan memperbaiki kekeliruan/kekurangan. Allah lebih tahu.