Oleh Muhammad AS Hikam
Presiden University
Bukan sebuah kebetulan saja jika Majalah perempuan Glamour memberi gelar Dr. Hawa Abdi sebagai Tokoh Perempuan Tahun ini. Dokter spesialis Kebidanan dan Direktur Yayasan Hawa Abdi dari Somalia ini memang sosok Muslimah yang fenomenal, bukan saja karena kerja-kerja pelayanan sosial beliau yang telah dikenal di seantero negeri Muslim di Afrika bagian Timur tsb. Tetapi juga keberanian beliau mempertahankan apa yang diyakininya serta kegiatan-kegiatannya berhadapan dengan kekerasan dan intimidasi kelompok Islam radikal Somalia yang dikenal paling keras dan berkuasa di sebagian negeri itu yaitu Hizb al- Islam. Salah satu contoh kekerasan kelompok radikal itu adalah ketika melakukan hukuman rajam terhadap seorang anak perempuan berusia 13 th, Aisha Ibrahim, karena dituduh melakukan "perzinahan." Padahal yang terjadi sebenarnya, Aisha adalah korban perkosaan tiga orang pria yang kemudian melaporkan peristiwa tersebut kepada pihak yang berwenang. Bukan perlindungan hukum yang diperoleh si gadis malang tersebut, tetapi malah dia dinyatakan berzina dan dihukum mati dengan lemparan batu !
Dalam sebuah negara yang penuh dengan kekerasan dan ketidakstabilan politik akibat makin kuatnya gerakan Islam radikal tersebut, ternyata sosok Dr. Hawa Abdi masih tetap tegar dan berani melakukan "perlawanan" dan melaksanakan kiprah pelayanan masyarakat. Dokter ahli penyakit anak dan kebidanan lulusan Universitas Kiev, Ukraina yg lahir enampuluh tahun lalu itu, menghabiskan waktu dan tenaganya untuk rakyat yang tak mampu sekembalinya ke Somalia. Beliau memulai kerja pelayanannya dengan membuka sebuah klinik sederhana di tanah pertanian milik keluarganya pada 1983. Kerja pelayanan ini ternyata kemudian membesar, apalagi setelah Somalia mengalami destabilisasi politik sehingga para pengungsi semakin membanjir di daerah dimana Dr Hawa berada. Saat ini, tak kurang dari 90.000 pengungsi yang harus beliau layani, khususnya kaum perempuan dan anak-anak.
Kesulitan yang dihadapi oleh Dr Hawa adalah sedikitnya lembaga bantuan kemanusiaan yang dapat diperolehnya dari badan-badan internasional, kendati PBB telah menyatakan bahwa negeri tersebut termasuk dalam kategori mengalami bencana kemanusiaan terburuk di seluruh dunia. Organisasi kesehatan maupun kemanusiaan dari luar, umumnya sangat takut untuk datang ke Somalia karena tindak kekerasan dari kaum radikal Islam. Terpaksalah Dr Hawa melakukan hampir seluruh pelayanan kesehatan bagi para pengungsi tersebut seorang diri dibantu dua orang putrinya, yang juga dokter-dokter, Dr. Deqo Abdi (35) dan Dr. Amina (30). Dr. Hawa punya pandangan bahwa "kaum perempuan dapat menciptakan stabilitas," dan bahwa "kami akan bisa membangun perdamaian."
Kalau hanya soal bantuan dana, mungkin masih termasuk halangan yang umum dan dihadapi oleh para pekerja sosial di dunia ketiga, khususnya di Afrika. Namun yang paling berat dan nyaris tak ada duanya adalah tentangan keras dari kelompok Hizb al Islam yang menganggap kaum perempuan dilarang menjadi pemimpin dan mengontrol sebuah Yayasan sosial, seperti yang dilakukan Dr. Hawa. Kaum militan ini langsung merampas dan menduduki Yayasan serta rumah sakit yang dimiliki beliau dan memaksa agar Dr. Hawa melepaskan jabatan dan seluruh properti kepada Hiz al Islam. Konflik inilah yang kemudian menjadi perhatian dunia, ketika Dr Hawa dengan tegas menolak dan menghadapi sendiri ancaman dengan resiko nyawa beliau!
Ternyata kelompok radikal itu tak mampu memaksa Dr Hawa yang dengan lantang menantang mereka: "Apa yang sudah anda semua lakukan kepada masyarakat?" Seminggu setelah pendudukan dan perusakan rumah sakit milik Yayasan Dr Hawa, para anggota Hizb al Islam ternyata meninggalkan tempat dan, hebatnya, pimpinan mereka justru menulis surat permintaan maaf di media kepada Dr. Hawa. Jika kemudian dokter perempuan yang sudah sepuh ini disebut oleh Majalah Glamour sebagai sosok pejuang Muslimah yang merupakan "gabungan antara Bunda Teresa dan Rambo," saya kira tak berlebihan.
Kita mendambakan para pemimpin dan aktivis kita tidak jeri terhadap ancama kaum radikal dalam upaya membangun demokrasi dan membela kaum lemah. Kita ucapkan selamat kepada Dr. Hawa Abdi sebagai Woman of the Year 2010. Juga salut kepada kedua puteri belia, dr. Deqo Abdi dan Dr. Amina Abdi yang bersama ibundanya tegar menhadapi semua ancaman dan tindak kekerasan.
Links:
1. http://www.nytimes.com/2010/12/16/opinion/16kristof.html?_r=1&hp
2. http://www.hiiraan.com/news2/2010/nov/women_of_the_year_2010_dr_hawa_abdi_her_daughters.aspx
Thursday, December 16, 2010
Home »
» DR. HAWA ABDI, WOMAN OF THE YEAR 2010 VERSI MAJALAH 'GLAMOUR'
0 comments:
Post a Comment